Setelah anak mengenal 2 hal yang terutama dalam hidupnya yaitu Tuhan dan orang tuanya maka ada hal ketiga yang tak kalah pentingnya untuk dia kenal. Yaitu dirinya sendiri. Mengenal diri sendiri berarti terkoneksi dengan baik dengan jati diri yang sesungguhnya, bukan dengan khayalannya.
Mengenal Tuhan adalah cara yang terutama seseorang bisa mengenal jati dirinya yang sesungguhnya. Karena dengan mengenal Tuhan kita menjadi mengerti mengapa Tuhan menciptakan manusia termasuk diri kita dan apa tujuanNya yang sesungguhnya. Tuhan-lah Kebenaran, kalau kita mau melihat diri kita sebenarnya kita harus datang padaNya. Contohnya: yang baik menurut manusia belum tentu baik menurut Tuhan, yang benar menurut manusia belum tentu benar menurut Tuhan, yang kudus menurut manusia belum tentu kudus menurut Tuhan. Manakah yang benar? Kebenaran Tuhan.
Mengenal diri sendiri, pertama adalah menerima siapa dirinya, apa jenis kelaminnya, kondisi fisiknya, kondisi keluarganya, kebangsaannya, menerima bahwa semua itu adalah anugrah Tuhan dan patut disyukuri.
Kedua, melihat dengan jernih kekurangan dan kelebihan pribadinya, menjadi rendah hati, mau diajar dan mudah dibentuk Tuhan.
Dapat bercermin dengan jernih pun membutuhkan pertolongan Tuhan karena biasanya hati manusia menipu diri sendiri terlalu sibuk membuat pencitraan diri dengan segala pandangan dunia yang berlaku sehingga perlu campur tangan Tuhan agar ditampilkan kondisi hati yang sesungguhnya, apa yang menjadi motivasi sesungguhnya dan seterusnya.
Ketiga, menerima apa yang menjadi panggilan hidupnya. Mengenal Tuhan adalah cara yang terutama seseorang bisa mengenal jati dirinya yang sesungguhnya. Mengenal nilai dirinya di mata Tuhan. Karena dengan mengenal Tuhan kita menjadi mengerti mengapa Tuhan menciptakan manusia termasuk diri kita dan apa tujuanNya yang sesungguhnya, apa yang menjadi bagian diri kita dalam alam semesta dan rancanganNya yang dahsyat ini.
Umumnya orang mengandalkan test bakat dan test IQ, EQ untuk menentukan karier seseorang. Saya tidak mengatakan cara itu salah namun yang saya hendak katakan adalah cara itu tidak sepenuhnya tepat dan benar. Memang benar bakat adalah anugrah Tuhan demikian pula dengan kecerdasan. Namun apakah digunakan sesuai dengan tujuan Tuhan?
Amsal 14:12 berkata:"Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut."
Tidak semua bakat atau kelebihan yang Tuhan berikan untuk kita mengeruk uang. Mungkin Tuhan memberi bakat menyanyi pada 'orang itu' agar dia menjadi penyanyi, tapi apakah menjadi penyanyi yang 'seperti itu'? Mungkin Tuhan memberi kecerdasan agar 'dia' menjadi ilmuwan, tapi apakah tujuanNya agar dia menciptakan 'benda/alat' tersebut?
Jadi jangan serta-merta menerima hasil test dan menghidupinya. Datanglah pada Tuhan tanyakan mana jalan yang benar-benar lurus bagi sang anak yang merupakan panggilannya dan ujungnya menuju hidup.
Hidup di dunia ini hanyalah sementara paling lama mungkin 90-100 tahun kalau kondisi tubuh ini sehat. Ada orang-orang yang bahkan separuh itu saja tidak sampai. Namun kehidupan setelah dunia ini, itulah yang kekal apakah kita akan menjalaninya dalam kesengsaraan penghukuman atau dalam kebahagiaan kemuliaan bersama Tuhan, semua tergantung pilihan hati kita selama hidup di dunia ini.
Dan kemanakah kita akan mengarahkan anak-anak kita ? Tergantung pilihan hati kita sejak anak-anak kecil.
Semoga hati kita tidak salah memilih. God bless !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar